WELCOME

SELAMAT DATANG - HORAS

Pembaca dapat mengambil isi blog secara bebas dengan syarat menyertakan URL blog : http://parlinpakpahan.blogspot.com.

free counters
TANPA REVOLUSI, INDONESIA & TANAH BATAK KARAM, WAWANCARA IMAJINER DENGAN SISINGAMANGARAJA XII


Malam itu sepulang dari Adiankoting daerah terpencil di Tapanuli Utara, saya langsung ke Pemandian Air Panas Hutabarat.Dan .. Wow, badan fana yang sedang letih ini kembali terasa segar. Thanks God. Engkau telah menjamahku. Engkau telah menuntunku ke Tanah Batak ini. Dan aku baru saja mandi Air Alam pemberianmu. Terpujilah namamu.

Entah karena rasa lelah terobati oleh air alam itu, setiba di pondokan di tepi Aek Sigeaon. Tak lama kemudian, aku pun tertidur lelap dan ... hanyut dalam sebuah mimpi yang mendebarkan. Betapa tidak. Aku ketemu Sisingamangaraja XII dan berbincang-bincang begitu akrab dengan beliau, seakan teman lama yang baru ketemu setelah sekian lama berpisah. Luarbiasa.

Parlin Pakpahan (PP) : Horas Amang. Tak disangka saya bisa ketemu Amang di tepi Aek Sigeaon yang semakin kotor ini. Saya Parlin Pakpahan, sedang menggelandang nggak keruan di Tanah Batak.

Sisingamangaraja XII (SSM) : Nauli boi hita pajumpang dison Amang na poso. Nunga mansai leleng hupaima par ro mu di Tano Batak on. Dan saya tahu apa dan siapa kamu. Saya sudah ketemu dan berbincang-bincang dengan leluhurmu Datu Ronggur Diaji Pakpahan.

PP : Sungguh besar Tuhan. Jadi Amang sudah ketemu dengan leluhurku itu? Oya, benar kan Amang ini adalah Sisingamangaraja XII? Postur Amang yang tipikal Batak gagah-perwira itu terpatri kuat di benak saya. Semua saya dapatkan dari buku Ahu Sisingamangaraja karya Dr. Sijabat.

SSM : Benar. Sayalah Sisingamangaraja XII itu.

PP : Ngomong-ngomong berapa peluru yang ditembakkan Kapten Christoffel ke tubuh Amang?

SSM : Christoffel tidak menembakkan sebutir peluru pun. Peluru seorang Marsose asal Ambonlah yang menembus tubuh saya persis di jantung. Dia serdadu hebat dan penembak jitu lagi.

PP : Apakah Amang sudah ketemu dengan Ompu si Raja Batak?

SSM : Sudah.. sudah.. Beliau sedang bermuramdurja 1 bulan terakhir ini. Begitu juga dengan leluhurmu Datu Ronggur Diaji Pakpahan. Dan asal tahu saja, semua leluhur orang Batak itu sedang menyepi di salah satu tempat di lereng Bukit Barisan. Hanya saya yang diizinkan keluar saat ini. Karena memang sudah tersurat sejak lama bahwa kita harus ketemu di tepi Aek Sigeaon ini.

PP : Oh maaf Amang, mengapa mereka menyepi di tempat misteri itu? Ayolah Amang, saya juga ingin ketemu dan berbincang dengan para leluhur yang sangat saya hormati itu.

SSM : Huss.. Jangan lancang. Mereka tidak bisa lagi ditemui. Apalagi 1 minggu yang baru lalu mereka kedatangan Tamu Agung Ompu Nommensen, Mahapatih Gajah Mada dari Kerajaan Majapahit yang silam dan Prabu Siliwangi dari Kerajaan Pajajaran yang juga telah silam. Sejak itu mereka tidak bisa lagi ditemui. Hanya saya yang diizinkan berkelana menginspeksi Tanah Batak dan juga Nusantara.

PP : Baiklah Amang. Tapi kalau boleh tahu, mengapa mereka tidak bisa ditemui? Juga Gajahmada dan Siliwangi koq bisa bertandang ke Tanah Batak ini? Kalau Ompu Nommensen wajar selalu berada di tengah-tengah kita.

SSM : Ompu si Raja Batak dan para leluhur kita yang lainnya hanya bisa ketemu dengan kalian di akhir zaman nanti. Mereka selama ini sudah cukup memberi pasu-pasu untuk Tanah Batak dan juga Nusantara. Kecerdasan dan Kekayaan di antara kalian sudah tak terbilang. Begitu juga anak-anak bangsa lainnya di nusantara. Tapi pasu-pasu itu semua sia-sia, karena kalian tak pernah mensyukurinya. Ucapan syukur dari kalian hanya basa-basi dan gagah-gagahan saja. Tapi mengasihi sesama teman dan saudara pada bagian yang terpahit ternyata omongkosong, apalagi mengasihi sesama anak bangsa. Mahapatih Gajah Mada dan Prabu Siliwangi datang ke Tanah Batak adalah dalam rangka sharing dengan leluhurmu, betapa nusantara ini menurut penerawangan mereka sudah di ambang disintegrasi nasional karena sikap palsu, penuh basa-basi dan gagah-gagahan tadi. Ompu Nommensen memohon ampunan Tuhan atas semuanya ini. Semoga belum terlambat.

PP : Wadouw, koq bisa seperti itu Amang? Yang penting kan negara ini tetap survive sampai sekarang. Dan Tanah Batak tetap berada di tengah-tengah NKRI.


SSM : Survive.. Aha do nimmu? Kalian sampai sekarang tetap membebek menarikan gendang bangsa lain yang berkuasa. Kalian terlena tidak pernah menabuh gendang sendiri yang cocok dengan tarian anak bangsa. Ia da ma angka Professor, angka Doktor marsuksuk. Holan na manuhori gelar do hamu sude. Hape kenyataan na angka Lanteung do sude. Coba buka matahati kalian, apa orang-orang miskin di negeri ini sanggup menyekolahkan anaknya dengan harga pasar, apa mereka sanggup berobat untuk kesehatannya sendiri dengan harga pasar, apa mereka sanggup mangalompa indahan dohot ingkau dengan harga pasar. Padahal 99,9% anak bangsa di negeri ini adalah orang miskin di dalam Sistem Ekonomi Benalu Nasional warisan Soeharto.

PP : He..he..he.. Na beha do Amang on? Masak sih angka kemiskinan sampai begitu parah 99,9%? Yang 0,1% siapa itu?

SSM : Ya, itulah mereka yang berada di ujung terlancip Piramida Sistem Ekonomi Benalu Indonesia. Hanya segelintir Kelas Menengah dan segelintir Penguasa Top di negeri ini. Hanya mereka itulah Orang Kaya yg mempunyai hegemoni khusus di dalam Sistem Ekonomi Benalu Indonesia. Selebihnya apakah itu pegawai negeri atau swasta, kaum buruh, sektor informal, usaha kecil dan menengah, apalagi para petani. Asal tahu saja, mereka itulah orang2 miskin yg terpasung dalam keranjang orang miskin.Mengapa? Karena pendapatannya kecil dalam piramida benalu itu. Tak heran mereka terpaksa juga meninggalkan kemanusiaannya karena harus mengkorupsi apa saja agar bisa bertahan hidup dan menjaga statusnya masing-masing.

PP : Wah Amang ini. Apa Pengusaha-Pengusaha Menengah, Pejabat-Pejabat Eselon I, II, & III, Manajer-Manajer Perusahaan Swasta Menengah, para Dosen, Guru dan profesi-profesi lainnya yang mempunyai status sosial tinggi. Apa mereka termasuk orang miskin juga?

SSM : Na beha do. Ndang diantusi ho dope i amang naposo. Semua yang kau sebut miskin tadi berada dalam satu keranjang yg disebut Keranjang Orang Miskin. Ingat Manusia & Orang itu berbeda. Dan perbedaannya sangat mendasar. Orang itu adalah Benda. Sedangkan Manusia adalah Benda sekaligus Jiwa. Orang Kaya tak ada di keranjang itu, mereka semuanya ada di dalam Sistem Kekuasaan Benalu. Coba cermati, meski para pejabat dan pengusaha menengah yang kau sebut tadi bermobil dan punya rumah bagus. Itu kan dari hasil kebenaluan. Eselon muse nimmu. Lanteung do sude eselon i. Sadia horoha gaji ni angka Presiden, Menteri, para pejabat di lembaga2 tinggi negara, Dirjen, Sekjen, Irjen, Direktur, Kepala Direktorat, Gubernur, Bupati, Walikota, Sekda, Assisten Sekda, Kepala-Kepala Dinas, Kepala-Kepala Badan, angka Kabid, Dosen dan Manajer-Manajer Perusahaan Menengah atau Besar? Gaji atau pendapatan mereka kecil saja Amang Naposo. Kalaupun mobil-mobil mereka berseliweran di jalan raya, isterinya digelantungi perhiasan emas dan berlian sebesar durian asal Pahae, anak-anak mereka disekolahkan ke luar negeri. Justeru itulah semua yang membuat leluhurmu menangis, lantaran semua kemewahan itu adalah hasil dari Kebenaluan alias Kejahatan Krah Putih alias Korupsi Birokrasi alias korupsi dari monopoli dan oligopoli bisnis alias dari sistem penggajian yg mencatut jiwa konstitusi nasional (masak gaji pegawai Bank, BUMN & Swasta Asing berbeda jauh dgn pegawai di luar itu) alias hasil mark-up dari proyek-proyek siluman dst dst. Tapi ironinya mereka kaum hegemonik yg hanya berjumlah 0,1% itulah yg disebut Orang Kaya. Hanya saja, mereka adalah Orang Kaya tapi Bukan Manusia Kaya. Jadi sesungguhnya merekalah orang yg paling miskin. Yg berada di keranjang miskin itu pun demikian. Hanya tinggal segelintir saja yg bisa disebut manusia di situ. Membunuh gara2 sebatang rokok atau menjual anak gadis jadi pelacur pun jadi buat mereka yg berada di keranjang miskin itu.

PP : Lalu Tanah Batak sendiri bagaimana Amang?

SSM : Yang asli Batak tinggal minoritas saja. Mereka yang besar di rantau, rata-rata sudah tersosialisasi dengan nilai-nilai campuraduk. Kebanyakan sudah enggan melekatkan marga di namanya. Kalaupun akhirnya mereka mengaku Batak. Hanya tinggal marganya saja yang kelihatan. Tapi isinya bukan lagi Batak. Coba, yang tinggal di Siantar dan Medan saja sudah tidak tahu martutur. Apalagi yang di luar sumatera utara?

PP : Ha..ha.. Parah sekali Amang. Kalau memang sudah memudar seperti itu bagaimana Tanah Batak ini ke depan? Apa tidak tertolong lagi? Kan masih cukup banyak orang Batak yang tinggal di Bonapasogit ini?

SSM : Itulah yang membuat leluhurmu prihatin. Tanah Batak hanya dijadikan tanah untuk membangun Tugu Ompung Ini Ompung Itu dst. Padahal orang yang sudah meninggal kan tidak memerlukan tugu dan monumen yang hebat-hebat. Mereka berbahagia apabila kalian tahu diri, saling mengasihi satu sama lain dan mampu membangun Tanah Batak menjadi kuat dan modern sebagai contoh buat nusantara. Tapi yang terjadi justeru sebaliknya. Mereka yang berhasil rata-rata jadi Panggaron, Sok Kuasa, Sok Pintar dan Pantang Tak Hebat. Percuma semua pasu-pasu itu yang mengantarkan mereka menjadi orang berilmu dan orangkaya. Untuk tanahnya sendiri mereka hanya membangun tugu ompungnya masing-masing. Age sapot ni nipi halak batak on. Apa sih susahnya membangun tanah batak menjadi kuat dan modern tanpa meninggalkan jatidiri kalian sebagai orang batak? Jepang? Ada apa di sana? Tidak ada apa-apa. Semua bahan baku industri Jepang diimpor. Tapi mereka bisa membangun Jepang menjadi Kuat dan Modern tanpa kehilangan jatidirinya sebagai orang Jepang. Tanah Batak kan bukan padang pasir kerontang. Apa saja ada di sini. Tapi kalian tidak mampu menjamah dan mengubahnya menjadi sebuah kekuatan dan kesejahteraan. Bursik ma hamu sude.

PP : Lho..lho..kan ada Pemerintah Daerah di tanah batak ini?

SSM : Unang dok i tu ahu. Ai sude pemda di tano batak on tak lebih sekrup kecil dari Sistem Benalu yang berpusat di Jakarta sana. Kejahatan birokrasi di sini adalah imbas dari kejahatan birokrasi di pusat. Jadi jangan terlalu berharap sama mereka. Menghidupi diri sendiri saja mereka tak bisa. Mereka hanya pandai menguliti DAK dan DAU saja. Menggali dan mengembangkan SDA tanah batak? Boro-boro. Jabatan dan kekuasaan saja diperjualbelikan. Apa bisa pemda seperti ini berguna bagi tanah batak?

PP : Lha, bagaimana jadinya Tanah Batak dan Nusantara ini ke depan?

SSM : TANPA REVOLUSI, INDONESIA & TANAH BATAK KARAM ....

PP : Amang..Amang.. Lho kemana dia?? Indonesia dan Tanah Batak Karam?? Wah apa artinya ini?

Ahh.. Aku bermimpi tadi. Luarbiasa. Sisingamangaraja XII. Pahlawan Nasional Indonesia.

Disempurnakan & disunting kembali pada 6 Desember, 2009.


Tepi Aek Sigeaon, North Tapanuli, 16 September 2009

0 Responses

Posting Komentar

Berikan komentar anda di halaman ini. Terimakasih ..

Iklan - Addsense