WELCOME

SELAMAT DATANG - HORAS

Pembaca dapat mengambil isi blog secara bebas dengan syarat menyertakan URL blog : http://parlinpakpahan.blogspot.com.

free counters
TUTUP TPL (TOBA PULP LESTARI).
From Google ..
SUDAH BEBERAPA TAHUN TERAKHIR INI KITA MENDENGAR YEL : TUTUP TPL (TOBA PULP LESTARI).

Tapi itulah, lamakelamaan suara itu semakin meredup dimakan waktu. Bahkan ada sejumlah kalangan konservatif di Tobasa, Tapanuli Utara, Samosir dan Humbahas menyindir tajam bahwa yel seperti itu tak perlu lagi. Mengapa? Mereka balik bertanya apa yg salah dengan TPL? Begini, Tano Batak memang perlu modal tapi tak perlu Imperialisme Bubur Kertas & Kapitalisme Global. Kalau mau dgn semua isi perut bumi, top soil dan perairan yg ada di lingkar tapanuli dan lingkar toba, rakyat di wilayah ini bisa sejahtera koq tanpa perlu modal raksasa atas nama Kapitalisme Global. Asal tau saja, TPL adalah seringai Imperialisme bubur kertas itu sendiri. Tanah-tanah komunal rakyat yg mereka rampas atas dasar konsesi HPH yg diberikan pusat kepada mereka seluas 265.000 Ha di lingkarTapanuli Utara dan lingkar Toba mana ada cerita kembali lagi ke para pewarisnya yg sah. Acem mana nya??

Celakanya, kita terus2an terperdaya money politics dlm setiap pilkada (TPL pun turut bermain disitu), maka makanlah Batu itu, karena kita pun akan terusmenerus dipimpin oleh Bupati2 kelas sayur seperti yg skrg berjejer persis di depan hidung kita. Mereka para Bupati kelas sayur itu tak bakal mampu menjalankan misi welfare states di wilayah ini sekalipun SDAnya berkecukupan. Apalagi mengenyahkan TPL dari bumi Tapanuli. Namanya juga Bupati tersumpal hepeng recehan. Coba, utk wilayah seluas Sumut pun kita ternyata hanya mampu memilih Samsul Arifin seorang pelawak (dan si roa balang lagi) menjadi Gubsu. Utk rakyat Sumut, makanlah Belatung itu sekarang.

Asal tau juga, Master dari semua perubahan yg kita inginkan itu kuncinya adalah Pemimpin dan Kepemimpinan Daerah yg berkemampuan menjalankan misi welfare states di daerah. Dia harus benar2 prajurit komando yg bisa menyusup chantique ke wilayah lawan dan mampu membunuh target yg telah direncanakan disitu.

From Google ..
Banyak memang yg memproklamirkan dirinya sebagai pejuang, mulai dari Muchtar Pakpahan, APTB (Aliansi Peduli Tano Batak), KSPPM, Lira, Lem Perak dst dst merangsek maju untuk sebuah gerakan TUTUP TPL. Tapi yg terjadi kemudian TPL tetap berkibar dan manajer2 TPL malah menyanyikan lagu Ayam den Lape dengan santainya. Bahkan kurangajarnya lagi mereka membaca puisi Sitor Situmorang setiap tahun di acara PDT (Pesta Danau Toba) di Parapat seraya bersuara lantang bahwa mereka telah berbuat banyak untuk tanah batak? Mana dan mana hasil dari semua gerakan perjuangan Tutup TPL itu? Nehi ...

Lantas kalau terus2an Status Quo seperti skrg? Saya kira sudah saatnya para pemuda militan di Tapanuli digalang menjadi BARISAN PEMUKUL. Cukup 1000 orang saja. Persenjatai mereka dgn Gada Pemukul yg panjangnya 1,5 meter (2 kali panjang standar alat pemukul versi satuan anti huruhara Polri). Dan gada pemukul itu harus terbuat dari Kayu Besi Papua (sekali lagi Kayu Besi Papua). Kemudian Test, ke-1000 gada kayu besi itu dipukulkan serempak ke kaleng kosong Khong Guan. Apa yg terjadi? Efek Gentar tentu. Percayalah, TPL langsung pingsan mendengar suara gemuruh seperti itu, sehingga tak susah bagi kita utk menghalau mereka hidup2 secara massal tentu dari bumi Tapanuli.

Ini hanya meminjam salah satu trick yg biasa digunakan oleh alm Pak Harto dlm menjalankan operasi intelijen utk menakutnakuti rakyat di masa lalu. Mereka biasa menggunakan org lain spt halnya FPI dan sebangsanya skrg.

Well .. Well .. Well .. Dalam rangka mengubah Status Quo Terkutuk yg skrg ada di tano batak, Siapa 1000 pemuda kita yg siap utk menjadi prajurit rakyat yg militan seperti itu? Ayooo ..


From Google ..
“Better to die standing, than to live on your knees.” - Ernesto "Che Guevara

Lingkar Toba, 02 Okt' 2010

0 Responses

Posting Komentar

Berikan komentar anda di halaman ini. Terimakasih ..

Iklan - Addsense